Jumat, 26 Juni 2015

Sahabat Karib

       
Part 1. Sudah Bukan Waktunya


       Angin menyapaku di hari sabtu dengan semilir angin yang manja membelai rambutku. Saat ini sedang bulan ramadhan. Mata masih terasa agak berat walaupun sudah pemanasan aktivitas dengan bebenah rumah dan aktivitas lainnya. Sabtu hari yang sangat dinanti bagiku. Bukan karena hari spesial seperti wanita dewasa kebanyakan yang sehabis pulang kantor lalu bertemu dengan teman di coffeeshop dengan teman yang mungkin saja nanti akan menjadi teman hidup lambat laun. Bukan sama sekali . Melainkan hari dimana bisa untuk memanjakan diri sendiri dan kerjaan rumah yang belom sempat tersentuh karena sibuk dengan keseharian yang berkutat dengan kampus.

        Ya saat ini, aku masih duduk di bangku kuliah. Bangku kuliah yang semakin hari semakin terasa panas karena segera ingin menyelesaikan kuliah di semester akhir. Perasaan setiap hari berkecamuk hari demi hari berbeda tentunya. Kata orang bahagia itu sederhana , ya memang. Seperti tidak terlambat masuk kelas atau presentasi yang berjalan lancar pada mata kuliah tersebut atau soal ujian yang bisa dikerjakan dengan lancar. Itu ketika bahagia datang dengan kesederhanaan peristiwa.

       Terkadang ada saja peristiwa yang harus dihadapi dengan sabar dserta lapang dada dan dibutuhkan senyuman untuk menyikapinya. Seperti bertemu tetangga di persimpangan jalan dengan bertanya "kamu semester berapa dek sekarang?" Atau " wah sebentar lagi ya udah mau wisuda aja" . Aku jawab dengan nada ramah semester 8 bu. Iya amiiin, bu. Do'ain tahun ini lancar dan lulus tahun ini. Tak lupa senyuman ku kembangkan  disudut bibir mungilku.

      Di pagi hari 06.15 ditempat yang berbeda sahabat karibku mengirim pesan yang isinya " sudah mau sampe nih ke tempat tujuan". Lalu mengirim foto keadaan disana. Ya dia pelaut dan sudah seminggu berlayar. Sempat tak bertegur sapa karena susah signal di tengah lautan. Kadang jika memungkinkan keadaannya, kami berjumpa via suara, ya hanya untuk sekedar bercanda di tengah kepenatan yang dirasakan dikesibukan kami masing - mmasing.

     Aku sadar, sudah bukan waktunya lagi untuk bermanja - manja lagi dengannya seperti masa sekolah yang minta di ajarkan ini itu .Di tengah kesibukanku di bangku kuliah sementara dia sedang merantau dan berjuang melawan idealitas serta konflik batin pada dirinya sendiri dan keadaan yang sedang di alaminya. Baru seminggu bergabung di perusahaan pelayaran yang baru dan kapal baru tentunya. Tentu banyak tantangan yang harus dan menunggu untuk ditakhlukkan sesegera mungkin olehnya. Dan kemudian...




BERSAMBUNG.....