Rabu, 28 Maret 2012

Tugas 3 Perekonomian Indonesia


judul : Kemiskinan

abstrak :

Kemiskinan

Kemiskinan merupakan pokok bahasan yang menarik serta penting untuk dibahas. Dimana masyarakat kita khususnya  kota Jakarta, masih banyak sekali dilanda kemiskinan. Kita semua tahu masyarakat Indonesia khususnya di Ibu Kota kita yaitu Jakarta sudah banyak dilanda kemiskinan , itu semua disebabkan karena kurang pedulinya masyarakat Indonesia, yang selalu ingin memuaskan diri mereka sendiri. Seperti halnya  orang kaya yang selalu ingin memperkaya diri mereka sendiri.
Dengan memakan uang-uang yang seharusnya milik orang miskin. Itulah tindakan manusia yang tidak bermoral. Padahal pendidikan mereka tinggi. Tapi tindakan mereka terlalu rendah. Kita semua tahu banyak masyarakat miskin yang hidupnya sengsara bahkan, untuk mencari sesuap nasi saja harus meminta – meminta bahkan harus melalukan tindakan yang tidak sewajarnya seperti : mencuri, mencopet,  menghipnotis, bahkan sampai tega membunuh yang merupakn tindak anarkis dan sangat tidak bermoral, serta masih banyak tindakan yang lainnya.
Tindakan mereka itu tidak bisa dibenarkan, walaupun mereka sebenarnya melakukan hal yang demikian  itu karena mereka membutuhkan uang demi sesuap nasi untuk  hidup bagi diri mereka masing – masing ataupun keluarga mereka.. Mereka pun tidak bisa melakukan hal yang pantas dan beretika seperti menjadi  :  padagang, karyawan atau berwirausaha yang membutuhkan skill  dan modal tinggi. Karena itu semua harus mempunyai pendidikan yang tinggi. Tak biasa dipungkiri pendidikan mereka masih relatif rendah, dengan pendidikan yang rendah tentu saja mereka tidak mempunyai skill yang baik dan tidak punya modal tinggi untuk berwirausaha.
Sedangkan untuk lapangan pekerjaan sendiri di Indonesia masih kurang memedai dilihat dari penduduk Indonesia yang semakin hari semakin meningkat populasinya. Apalagi di Ibu Kota Jakarta. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin hari, semakin meningkat serta kurangnya lapangan pekerjaan maka, semkin bnyak pula tindakan-tindakan kriminal yng semakin merajalele. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan rakyat kecil. Karena, semakin banyaknya kemiskinan semakin banyak Dunia. Kita semua tahu karena perekonomian Indonesia yang semakin tinggi, kemiskinan pun semakin banyak  terutama masyarakat yang terletak di pinggiran kota sampai ada yang tidak memiliki tempat tinggal.
           Pemerintah seharusnya bisa memperbaiki keadaaan ini dengan menampung masyarakat-masyarakat kecil dan diberikan pekerjaan, pendidikan serta tempat tinggal yang layak. Tetapi faktanya dilapangan pemerintah hanya bisa memikirkan drinya sendiri dengan melakukan kecurangan-kecurangan seperti korupsi yang nantinya dipergunakan untuk membeli mewah antara lain : rumah mewah bintang lima, mobil, serta tempat usaha. Mereka pun tidak sadar bahwa uang yang mereka miliki adalah bukan hak mereka sepenuhnya. Melainkan ada hak orang lain juga yang terdapat dari penghasilan mereka perbulannya. Keadaan yang memperihatinkan ini tidak dapat  berubah sendiri kecuali ada keinginan dari para pejabat sendiri yang berkeinginan untuk  mengubahnya. Sungguh nyata terhadap masyarakat kecil yang selalu di diskriminasikan karena faktor ekonomi yang mereka punya , sangat berbeda dengan masyarakat  yang mampu dari segi ekonomi serta msayarakat yang berpendidikan tingggi .
                












Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhannya per- tahun  paling tinggi. Dengan menduduki peringkat keempat katagori penduduk terbanyak di Dunia. Tidak bisa di pungkiri lagi semakin banyak penduduk,  tentunya kebutuhan hidup pun semakin banyak. Kemiskinan pun merajalela, kebanyakan masyarakat pinggiran Ibu Kota masih miskin. Karena, pendidikan mereka yang masih rendah..  Dari mereka sendiri pun masih banyak yang tidak mengenyam bangku sekolah WAJAR Sembilan Tahun ( Wajib Belajar  Sembilan Tahun, SD enam tahun dan  SMP tiga tahun.
Kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia serta pendidikan masyarakat  yang masih rendah, tentunya mereka tidak bisa bekerja mendapat pekerjaan yang layak,  untuk memenuhi butuhan hidup keluarga mereka. Dengan demikian pengangguran pun semakin menjamur.  Tidak heran karena adanya penganguran di Jakarta, jumlah tindak kriminal semakin mewabah . orang-orang yang penganguran rata-rata kurang akan pendidikannya. Sehingga mereka mencari perkerjaan tanpa berpikir panjang resiko apa yang mereka ambil, dampak buruknya pun  mereka tidak memperdulikannya. Sehingga jumlah penganguran  semakin bertambah.
Perpustakaan

Catatan  kaki :
1.                        ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/id/590/. Diakses pada 23 Mei 2011. 
2.                       ^ a b c Badan Pusat Statistik. Tabel Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi DKI JAKARTA, diakses pada 11 Maret 2012
3.                       ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 27 Maret 2003. ISBN 9812302123. 
4.                       ^ Sesuai data resmi Dinas Kependudukan Jakarta tahun 2005)
5.                       ^ Sensus Penduduk 2010. Biro Pusat Statistik
6.                       ^ R.L. Forstall, R.P. Greene, and J.B. Pick, Which are the largest? Why lists of major urban areas vary so greatly, Tijdschrift voor economische en sociale geografie 100, 277 (2009), Table 4
7.                       ^ Thee Liang Gie; Sejarah Pemerintahan Kota Djakarta, Jakarta: Kotapraja Djakarta Raja, 1958, hal. 83.
8.                       ^ ".. Xacatara por outro nome Caravam ..", Barros, Da Asia decada IV, liv. 1, Cap XII, hlm. 77, dalam laman web Rushdy Hoesein, Sejarah Hari Lahirnya Kota Jakarta, 6 Juni 2007. Diakses 22 September 2011.
9.                       ^ T.B.G. jilid 19 tahun 1870, hal. 393, dalam Slamet Muljana, Sriwijaya, hal. 72. LKiS, 2006. ISBN 979-8451-62-7. Diakses 22 September 2011.
10.                   ^ Titik Pudjiastuti, (2007), Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.
11.                   ^ Jaketra, Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta, www.jakarta.go.id, © 1995 - 2011 Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, Diakses 23 September 2011.
12.                   ^ Rushdy Hoesein, Sejarah Hari Lahirnya Kota Jakarta, 6 Juni 2007. Diakses 22 September 2011.
13.                   ^ Djulianto Susantio, Pendirian Jakarta dan Pangeran Jayakarta, hurahura.wordpress.com, 1 Maret 2010. Diakses 22 September 2011.
14.                   ^ Wijayakusuma, H.M. Hembing. Pembantaian Massal 1740, Tragedi Berdarah Angke. Pustaka Populer Obor. 
15.                   ^ Alwi Shahab, Koran Republika, 1 Desember 2007
16.                   ^ Jakarta 1960-an: Kenangan Semasa Mahasiswa, Firman Lubis, Masuo Jakarta, 2008 ISBN 979-3731-46-X
17.                   ^ Jakarta Kini
18.                   ^ Tak ada Krisis untuk Konsumtivisme. http://epaper.kompas.com/. Kesalahan: waktu tidak valid. 
19.                   ^ Three Old Sundanese Poems. KITLV Press. 27 Maret 2007.
20.                   ^ Data pemerintahan tidak ikut menghitung data kependudukan kecamatan Pesanggrahan dan Cilandak di Jakarta Selatan. Kedua kecamatan ini penduduknya adalah 300.000 jiwa atau sekitar 4 % penduduk Jakarta. Data ini tidak mencatat para penganut agama Kong Hu Cu
21.                   ^ Data Robert Cribb, Historical Atlas of Indonesia (2000:47-51)
22.                   ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 27 Maret 2003. 
23.                   ^ a b c Lance Castles, Profil Etnik Jakarta, Masup Jakarta, 2007
24.                   ^ Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage: Volume 3, Yayasan Untuk Indonesia, Jakarta Raya (Indonesia), 2005
25.                   ^ Nederlandsch Indie, Departement van Economischezaken, Volkstelling 1930 Vol. I, Batavia, 1935
26.                   ^ Sensus Penduduk Tahun 2000
27.                   ^ Turner, Peter (27 Maret 1997). Java (edisi ke-1st edition). Melbourne: Lonely Planet Publications. hlm. p. 37. ISBN 0-86442-314-4. 
28.                   ^ "Jakarta: When to Go". Lonely Planet. Lonely Planet Publications. 27 Maret 2008. http://www.lonelyplanet.com/worldguide/indonesia/jakarta/when-to-go. Diakses pada 6 Oktober 2008. 
30.                   ^ "Taman Medan Merdeka (Indonesian)". Dartmouth deskominfomas. Jakarta.go.id. http://www.jakarta.go.id/v70/index.php/en/taman-kota/521-taman-medan-merdeka. 
31.                   ^ "Taman Suropati (Indonesian)". deskominfomas. Jakarta.go.id. http://www.jakarta.go.id/v70/index.php/en/taman-kota/529-taman-suropati. 
33.                   ^ Hasil Peroleh Suara DPD DKI Jakarta
34.                   ^ Jakarta wraps up vote recapitulation, Democratic Party leads. The Jakarta Post. Edisi 2 Mei 2009 daring. Diakses 2 Mei 2009.
35.                   ^ 74 Persen Anggota DPRD DKI Wajah Baru. Kompas daring. 4-5-2009.
38.                   http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta
39.                   ^ a b The World Bank, 2007, Understanding Poverty [1]
 
Nama Kelompok :
Nama : Mochammad Febro Pradityo
NPM : 28211550
Nama : Rizki Ningtyas S.
NPM : 28211732
KELAS : 1EB27
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar